BAB I
PEMBAHASAN
A. Definisi
Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba atau organisasi
non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu
isu atau perihal didalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak
komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba
(moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma publik,
rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal
perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi
profesional, institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.
B. Perbedaan
Organisasi Nirlaba Dengan Organisasi Laba
Banyak hal yang membedakan antara
organisasi nirlaba dengan organisasi lainnya (laba). Dalam hal kepemilikan,
tidak jelas siapa sesungguhnya ’pemilik’ organisasi nirlaba, apakah anggota,
klien, atau donatur. Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung dari
hasil usaha organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba membutuhkannya
sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba yang telah memiliki
sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya. Dalam hal
penyebaran tanggung jawab, pada organisasi laba telah jelas siapa yang menjadi
Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur Pelaksana. Sedangkan
pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan. Anggota Dewan Komisaris
bukanlah ’pemilik’ organisasi.
C. Ciri-Ciri
Organisasi Nirlaba
Sumber daya entitas berasal dari
para penyumbang yang tidak mengharapakan pembayaran kembali atas manfaat
ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan memupuk
laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah
dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.
Tidak ada kepemilikan seperti
lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi
nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan
tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat
likuiditas atau pembubaran entitas.
D. Dimensi
Organisasi
DIMENSI ORGANISASI
Carl J. bellone : Disiplin
Administrasi publik diramalkan berada dalam kajian mengenai
organisasi-organisasi. Teori organisasi – hipotesa mengenai perilaku manusia
mulai dari bentuk suku-suku sampai dengan pemerintahan yang komplek-dan teori
administrasi-hipotesa tentang perilaku manusia dalam kelompok kerja-adalah
banyak dijadikan dasar dalam teori administrasi publik
APA ITU ORGANISASI ?
- · KARAKTERISTIK ORGANISASI
- · PARADIGMA ORGANISASI
- · MASALAH-MASALAH POKOK ORGANISASI DAN BAGAIMANA ORGANISASI DIMASA YANG AKAN DATANG
Pendapat Victor A. Thompson : ”
Organisasi adalah suatu integrasi dari sejumlah spesialis-spesialis yang
bekerjasama sangat rasional dan impersonal untuk mencapai tujuan spesifik yang
telah diumumkan sebelumnya “
Pendapat Chester Barnard : “ Suatu
Organisasi suatu sistem dari aktivita-aktivita orang yang dikordinasikan secara
sadar atau kekuatan-kekuatan yang terdiri dari 2 orang atau lebih. kualitas,
pelibatan, pemberdayaan, pembelajaran, imbalan
1. Karakteristik Organisasi :
· Sistem
interaksi dalam organisasi
· Max
Weber :
· Organisasi Merupakan tata hubungan sosial
· Organisasi mempunyai batasan-batasan tertentu
· Organisasi kumpulan tata aturan
· Organisasi merupakan kerangka hubungan berstruktur dimana ada wewenang,
tanggung jawab, dan
pembagian kerja
Orang-orang didalam organisasi
2. Chester
I Barnard :
·
ü
Kumpulan orang-orang untuk melasanakan kegiatan bersasaran
·
ü
Kegiatan yang dicapai lewat kesadaran,kesengajaan, dan kordinasi
·
ü
Organisasi hasrat sebagian
anggotanya untuk mengambilàmemerlukan komunikasi
bagian dalam pencapaian tujuan bersama
anggota-anggotanya lainnya.
·
Karakteristik dengan melihat organisasi sebagai
pola institusi dengan sistem atau
aturan-aturan kantor Theodore Caplow : Organisasi punya
identitas, ada kelangsungan,
adwal kerja, dan otorita
3. Tujuh
karakteristik Blake dan Mouton :
·
ü
Organisasi punya tujuan
·
ü Punya
kerangka ( structure )
·
ü Sumber
keuangan
·
ü Tata
cara/ aturan
·
ü
Interaksi/hubungan kerja
·
ü Pola
kebudayaan
·
ü
Hasil-hasil yang ingin dicapai
Jadi organisasi dirumuskan tergantung perspektif/ konstek
tertentu yang merumuskan
·
Ø
Kesimpulan Umum :
- Organisasi sebagai kolektifitas orang-orang yang bekerjasama secara sadar danbsengaja untuk mencapai tujuan tertentu, Kolektifitas itu berstruktur, berbatas, dan beridentitas yang dapat dibedakan dengan kolektifitas-kolektifitas yang lainnya à Organisasi dalam arti dinamis
- Organisasi merupakan wadah yang berupa struktur/bagan organisasi, tempat berkumpulnya orang-orang yang melaksanakan tugas dalam mencapai tujuan organisasi Organisasi dalam arti statis
- Dengan demikian organisasi ini mempunyai 2 aspek : 1) struktur organisasi yang meliputi pengelompokan orang secara formal dan bagan organisasi, 2) Proses prilaku yang meliputi komunikasi, pembuatan keputusan, motivasi, kepemimipinan.
l. Prestis
ditentukan dari luar ( Burns & Stalker )
Iklim suatu organisasi merujuk pada berfungsinya organisasi
secara keseluruhan dari sudut pandang para karyawan. Dengan demikian, iklim
adalah suatu metafora yang menggambarkan agregat persepsi karyawan individual
mengenai lingkungan organisasi mereka. Dimensi-dimensi tertentu dari iklim
memberikan pengaruh khusus pada kemampuan organisasi untuk meningkatkan kinerja
mereka. Dimensi-dimensi ini adalah :
a. Kebijakan dan
peraturan organisasi
Menurut Schatz (1995), kebijakan dan peraturan organisasi
yang lebih mementingkan kenyamanan kerja dan kesejahteraan karyawan akan
menyebabkan produktivitas meningkat sehingga karyawan lebih bersemangat dalam
bekerja. Suatu iklim kerja yang kondusif tentu akan menimbulkan pengaruh
positif yang sangat besar terhadap semangat dan hasil kerja.
b. Tingkat
efektivits komunikasI
Komunikasi sangat penting dalam semua kegiatan manajemen,
terutama dalam organisasi. Komunikasi yang efektif dapat menciptakan iklim yang
menekankan pada pentingnya pencapaian tujuan organisasi. Komunikasi yang
efektif juga dapat membangun iklim keterbukaan dan saling percaya.
c. Tingkat
hubungan antara karyawan
Menurut Schatz (1995), tingkat hubungan yang baik antara
pimpinan dengan para karyawannya dan antara sesame karyawan dapat meningkatkan
kinerja karyawan perusahaan semaksimal mungkin. Apabila iklim kerja yang
positif sudah berhasil diciptakan, maka hal-hal yang serba positif berikutnya
akan menyusul dengan sendirinya.
d. Tingkat
partisipasi karyawan
Menurut Kossen (1986), manajer yang efektif akan menggunakan
pendekatan partisipatif dalam merencanakan, mempengaruhi perubahan, atau
memecahkan persoalan biasanya akan menemukan karyawan-karyawan yang berpengaruh
dan menyampaikan kepada mereka sepenuhnya masalah-masalah, keperluan-keperluan,
dan sasaran-sasaran organisasi. Kemudian manajer yang partisipatif akan
menanyakan gagasan-gagasan kelompok tentang melaksanakan perubahan. Partisipasi
oleh manajer sering menghilangkan rasa permusuhan dan perlawanan dan
sebaliknya, menciptakan iklim sikap-sikap kerjasama yang cenderung meningkatkan
pengaruh para manajer atas bawahan mereka.
E. Konsep Dasar
Pemikiran Akuntansi Organisasi Nirlaba
Di Amerika Serikat (AS), Financial Accounting Standard Board
(FASB) telah menyusun tandar untuk laporan keuangan yang ditujukan bagi para
pemilik entitas atau pemegang saham, kreditor dan pihak lain yang tidak secara
aktif terlibat dalam manajemen entitas bersangkutan, namun mempunyai
kepentingan. FASB juga berwenang untuk menyusun standar akuntansi bagi entitas
nirlaba nonpemerintah, sementara US Government Accountingg Standard Board
(GASB) menyusun standar akuntansi dan pelaporan keuangan untuk pemerintah pusat
dan federal AS.
Di Indonesia, Departemen Keuangan RI membentuk Komite
Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. Organisasi penyusun
standar untuk pemerintah itu dibangun terpisah dari FASB di AS atau Komite
Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia di Indonesia karena
karateristik entitasnya berbeda. Entitas pemerintah tidak mempunyai pemegang
saham atau semacamnya, memberikan pelayanan pada masyarakat tanpa mengharapkan
laba, dan mampu memaksa pembayar pajak untuk mendukung keuangan pemerintah
tanpa peduli bahwa imbalan bagi pembayar pajak tersebut memadai atau tidak
memadai.
International Federation og Accountant (IFAC) membentuk IFAC
Public Sector Committee (PSC) yang bertugas menyusun International Public
Sector Accounting Standartd (IPSAS). Istilah Public Sector di sini berarti
pemerintah nasional, pemerintah regional (misalnya Negara bagian, daerah
otonom, provinsi, daerah istimewa), pemerintah local (misalnya kota mandiri),
dan entitas pemerintah terkait (misalnya perusahaan Negara, komisi khusus).
Dengan demikian PSC tidak menyusun standar akuntansi sector public
nonpemerintah.
F. Organisasi
Nirlaba di Beberapa Negara
Indonesia
Di Indonesia, organisasi nirlaba telah berkembang cukup
pesat, terutama di bidang keagamaan serta advokasi. Selain itu, dibidang
pendidikan kini juga mulai berkembang, seperti yang dilakukan oleh Internews
Indonesia, dimana mereka melakukan bimbingan bagi para jurnalis.
Amerika Serikat
Perkembangan organisasi nirlaba di Amerika Serikat telah
sangat jauh lebih maju dibanding Indonesia, terutama dalam bidang keagamaan.
Amandemen Pertama Amerika Serikat menjamin kebebasan beragama bagi
masyarakatnya. Bagaimanapun, organisasi nirlaba relijius seperti gereja, tunduk
kepada lebih sedikit sistem pelaporan pemerintah pusat dibanding dengan banyak
organisasi lain. Dalam hal perpajakan, organisasi nirlaba relijius di Amerika
Serikat juga dikecualikan dari beberapa pemeriksaan ataupun peraturan, yang
membedakannya dengan organisasi non relijius.
Kanada
Di Kanada, organisasi nirlaba yang mengambil format derma
biasanya harus dicatatkan di dalam Agen Pendapatan Kanada (Canada Revenue
Agency).
Kerajaan Inggris
Di Inggris dan Wales, organisasi nirlaba yang mengambil
format derma biasanya harus dicatatkan di dalam Komisi Pengawasan Derma. Di
Skotlandia, Kantor Pengatur Derma Skotlandia juga melayani fungsi yang sama.
Berbeda dengan organisasi nirlaba di Amerika Serikat, seperti serikat buruh,
biasanya tunduk kepada peraturan yang terpisah, dan tidak begitu dihormati
sebagaimana halnya derma dalam hal pengertian teknis.
BAB II
KESIMPULAN
Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu
organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal didalam
menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada
perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi
nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik
publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan,
organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut
riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.
Dimensi-dimensi Organisasi:
e. Kebijakan dan
peraturan organisasi
Menurut Schatz (1995), kebijakan dan peraturan organisasi
yang lebih mementingkan kenyamanan kerja dan kesejahteraan karyawan akan
menyebabkan produktivitas meningkat sehingga karyawan lebih bersemangat dalam
bekerja. Suatu iklim kerja yang kondusif tentu akan menimbulkan pengaruh
positif yang sangat besar terhadap semangat dan hasil kerja.
f. Tingkat
efektivits komunikasI
Komunikasi sangat penting dalam semua kegiatan manajemen,
terutama dalam organisasi. Komunikasi yang efektif dapat menciptakan iklim yang
menekankan pada pentingnya pencapaian tujuan organisasi. Komunikasi yang
efektif juga dapat membangun iklim keterbukaan dan saling percaya.
g. Tingkat
hubungan antara karyawan
Menurut Schatz (1995), tingkat hubungan yang baik antara
pimpinan dengan para karyawannya dan antara sesame karyawan dapat meningkatkan
kinerja karyawan perusahaan semaksimal mungkin. Apabila iklim kerja yang
positif sudah berhasil diciptakan, maka hal-hal yang serba positif berikutnya
akan menyusul dengan sendirinya.
h. Tingkat
partisipasi karyawan
Menurut Kossen (1986), manajer yang efektif akan menggunakan
pendekatan partisipatif dalam merencanakan, mempengaruhi perubahan, atau
memecahkan persoalan biasanya akan menemukan karyawan-karyawan yang berpengaruh
dan menyampaikan kepada mereka sepenuhnya masalah-masalah, keperluan-keperluan,
dan sasaran-sasaran organisasi. Kemudian manajer yang partisipatif akan
menanyakan gagasan-gagasan kelompok tentang melaksanakan perubahan.
Dimensi-dimensi Organisasi:
Dimensi Struktural: menggambarkan karakteristik internal
organisasi
Formalisasi: tingkat penggunaan dokumen tertulis dalam
organisasi yang sebenarnya menggambarkan corak dari perilaku dan kegiatan
organisasi
Spesialisasi: derajat pembagian kerja/tugas dalam organisasi
Standardisasi: derajat kesamaan cara (prosedur) dalam pelaksanaan
kegiatan-kegiatan organisasi
Profesionalisme: tingkat pendidikan formal maupun tidak
formal yang secara rata-rata dimiliki oleh anggota organisasi
Konfigurasi: bentuk pembagian anggota organisasi pada
bagian-bagian baik secara vertikal maupun secara horizontal
Dimensi Kontekstual: karakteristik keseluruhan organisasi
dalam lingkungannya
Ukuran Organisasi: besarnya organisasi, seringkali
dinyatakan dengan jumlah anggota organisasi
Teknologi Organisasi: jenis dari tingkatan teknologi yang
digunakan pada sistem produksi suatu organisasi
Lingkungan: keadaan semua elemen lingkungan yang terdapat di
luar batas-batas organisasi terutama yang berpengaruh kuat terhadap organisasi.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
- http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/08/makalah-akuntansi-organisasi-nirlaba.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_nirlaba\
- http://www.slideshare.net/iwanpalembang/dimensi-organisasi
- http://vinspirations.blogspot.com/search/label/MANAJEMEN
- People, New York : Mc Graw Hill Inc.
- . Manz, Charles C and Henry P Sims Jr., 2001. The New Superleadership: Leading Others to Lead
- Themselves, San Francisco : Berret-Koehler Publisher, Inc.
- Osborne, David dan Peter Plastrik, 2000., Memangkas Birokrasi : Lima Strategi Munju
- Pemerintahan Wirausaha (a.b. : Abdul Rosyid), Jakarta : Penerbit PPM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar